Kamis, 22 September 2011

Antisipasi Banjir, DKI Lupakan Pulau Seribu

Antisipasi banjir Jakarta dirasakan belum merata hingga kawasan Kepulauan Seribu. Anggaran pembangunan yang terbatas di kawasan ini, menjadi penghalang untuk mengoptimalkan fungsi Kepulauan Seribu. Khususnya Pulau Tidung yang menyimpan potensi wisata.

"Dinas PU garapannya daratan saja, pulau tidak dipertimbangkan. Pulau seribu memang tidak akan banjir, tapi tenggelam," kritik salah seorang pejabat Kepulauan Seribu dalam acara Pengarahan Gubernur dalam rangka Antisipasi musim penghujan dan kebakaran di Jakarta, Kamis, 22 September 2011.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinas PU DKI Ery Basworo menjelaskan, pembangunan di wilayah Kepulauan Seribu sebenarnya sudah dilaksanakan. Penurunan nilai anggaran dari Rp23 miliar pada 2010, turun lagi menjadi Rp16 miliar menjadi salah satu kendalanya.

"Pulau seribu banyak potensinya, sebagai tindak lanjut kami meminta anggaran untuk penanganan di Pulau Tidung, akan dibuat tanggul sebagai pengamanan dari abrasi," ungkapnya.

Selain itu, Ery pun mengatakan pihaknya telah memperbaiki 'jembatan cinta' yang terletak di pulau itu.

DKI Klaim Mampu Atasi Banjir
Sementara itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali mengklaim siap menghadapi banjir besar seperti pada siklus banjir lima tahunan yang sewatku-waktu dapat melanda ibukota kapan saja.

Kesiapan ini adalah antisipasi Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta dengan pengerukan kali dan saluran yang dilakukan sejak 2008. Termasuk kesiapan untuk melakukan tindakan ketika terjadi bencana banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo, dalam acara Pengarahan Gubernur dalam rangka Antisipasi musim penghujan dan kebakaran di Jakarta mengatakan, setiap tahun ada anggaran multiyears untuk membersihkan 144 kali dan saluran.

Pada 2008, sebanyak 12 kali telah dilakukan pengurukan dan pembersihan, sedangkan pada 2009, dilakukan terhadap 64 kali. Sementara tahun lalu, hanya enam kali yang dikeruk dan dibersihkan.

"Sampah masih jadi penyebab banjir. Kami terus berusaha untuk meningkatkan peran serta masyarakat," ujar Ery Basworo, Kamis, 22 September 2011.

Peran masyarakan misalnya dilakukan warga Petojo. Kawasan ini difasilitasi karung pasir untuk mengumpulkan sampah. Mereka melakukan kerja bakti dan malamnya akan diangkut dengan truk.

Peninggian tanggul rob. Sejak 2007 dan 2008 sudah dilaksanakan pembangunan tanggul rob di wilayah Muara Angke, Muara Baru, Marunda dan Cilincing. Selanjutnya, penanganan genangan di arteri. Ada 106 genangan di arteri dan akan diselesaikan bertahap hingga 2012, sesuai keinginan DPRD.

"Tahun ini ada 84 titik genangan. Rasuna said sudah beberapa titik hilang. Sudirman nanti akan masuk dengan saluran yang besar dengan ukuran 1,5 meter," paparnya.

Pembuatan saluran yang besar ini bertujuan agar sampah tidak lagi menyumbat saluran hingga menimbulkan banjir. Pembersihan alat dan teknik penyemprotan dan penyedotan terus dilakukan. (adi)